Pindah Tugas Kepala SMK Negeri 1 Jenar ( 2021 – 2025)


Jenar, Sragen – Selasa, 4 November 2025 – Sebanyak 273 siswa kelas XII SMK Negeri 1 Jenar ambil bagian dalam pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang digelar serentak untuk jenjang SMA/SMK sederajat se-Indonesia. Ujian penting ini berlangsung selama empat hari, mulai dari Senin, 3 November hingga Kamis, 6 November 2025.Pelaksanaan TKA di SMK Negeri 1 Jenar mengikuti jadwal nasional yang terbagi menjadi dua gelombang utama. Gelombang I dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 November, dilanjutkan dengan Gelombang II pada tanggal 5 dan 6 November 2025. Pembagian gelombang ini bertujuan untuk memastikan kelancaran teknis dan menghindari penumpukan peserta, mengingat Tes Kemampuan Akademik dilakukan berbasis komputer (CBT).Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Jenar, (Endri Yunanta Besar, S.Pd. M.Pd.), menyampaikan bahwa seluruh siswa yang terdaftar mengikuti ujian dengan penuh semangat dan serius. “TKA ini bukan sekadar ujian, tetapi juga pemetaan potensi akademik siswa. Hasilnya akan sangat berguna sebagai bekal mereka, baik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi maupun memasuki dunia kerja dan industri,” ujarnya.Para siswa kelas XII ini diuji kemampuannya dalam mata pelajaran wajib seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris, serta dua mata pelajaran pilihan sesuai dengan jurusan atau minat mereka. Pelaksanaan TKA di sekolah tersebut berjalan lancar dan tertib, dengan pengawasan ketat sesuai protokol ujian standar.Dengan partisipasi 273 siswa, SMK Negeri 1 Jenar menunjukkan komitmennya dalam mendukung program asesmen nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Diharapkan, hasil TKA ini dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai capaian akademik siswa dan menjadi data penting bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di masa mendatang. (Hsone)

Jenar, Sragen – Sabtu, 1 November 2025 – Suasana demokrasi yang sehat dan modern menyelimuti SMK Negeri 1 Jenar pada Jumat, 31 Oktober 2025. Sekolah tersebut sukses menggelar Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PKWKO) untuk masa bakti 2025/2026. Menariknya, proses pemungutan suara kali ini sepenuhnya dilakukan secara E-Voting, mencerminkan komitmen sekolah dalam memanfaatkan teknologi.
Kegiatan PKWKO ini diikuti oleh tiga pasangan calon terbaik yang telah melewati serangkaian proses seleksi dan kampanye. Ketiga pasangan calon tersebut adalah:

Dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 886 siswa, tercatat 576 suara yang masuk menggunakan sistem E-Voting. Partisipasi aktif siswa menunjukkan tingginya kesadaran berdemokrasi di kalangan pelajar SMK Negeri 1 Jenar.
Setelah rekapitulasi suara secara elektronik selesai dilakukan, hasil akhir pemungutan suara menunjukkan kemenangan telak bagi salah satu pasangan calon:
| Pasangan Calon | Jumlah Suara | Persentase |
| Nomor Urut 1 | 291 | 50,5% |
| Nomor Urut 2 | 107 | 18,6% |
| Nomor Urut 3 | 178 | 30,9% |
Dengan perolehan suara 291 atau 50,5%, Pasangan Nomor Urut 1, Imran Fadilah Akbar dan Dwi Ratna Antika, resmi terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMK Negeri 1 Jenar periode 2025/2026. Mereka unggul tipis di atas ambang batas 50% untuk menang tanpa putaran kedua.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Jenar, melalui perwakilan guru pembina OSIS, menyampaikan apresiasi atas kelancaran dan ketertiban seluruh proses pemilihan. “Pelaksanaan E-Voting ini bukan hanya efisien, tetapi juga mengajarkan siswa tentang transparansi dan integritas dalam berdemokrasi sejak dini. Selamat kepada pasangan terpilih, semoga dapat mengemban amanah dengan baik,” tutupnya.
Pasangan Imran-Dwi dijadwalkan akan dilantik dalam waktu dekat untuk segera memulai tugas dan bakti mereka sebagai motor penggerak kegiatan kesiswaan di SMK Negeri 1 Jenar. (Hsone)

Jenar, Sragen – Jumat, 31 Oktober 2025– SMK Negeri 1 Jenar tengah diselimuti suasana suka cita. Sekolah kejuruan yang berlokasi di Jl. Tangen – Banyurip Km. 8 ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-22, tepat pada tanggal 30 Oktober 2025. Peringatan hari jadi ini dirayakan dengan serangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh civitas akademika, menonjolkan bakat, serta semangat kebersamaan.
Perayaan HUT ke-22 ini dimulai lebih awal, yakni sejak Jumat, 24 Oktober 2025, dengan berbagai kompetisi yang mengasah kreativitas dan sportivitas siswa-siswi. Beberapa lomba yang sukses digelar antara lain:
Puncak perayaan berlangsung meriah pada hari jadi, Kamis, 30 Oktober 2025. Acara ini menjadi momen refleksi dan apresiasi terhadap perjalanan panjang SMK Negeri 1 Jenar selama 22 tahun berkarya mencetak lulusan yang profesional dan berkarakter.
Sebagai simbol rasa syukur, dilakukan acara potong tumpeng yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, guru, staf, perwakilan komite sekolah, dan siswa-siswi.
“Usia 22 tahun adalah usia yang matang, bukan hanya tentang pembangunan fisik, tapi juga pembangunan karakter dan kompetensi siswa. Semoga SMK Negeri 1 Jenar terus menjadi sekolah kebanggaan yang melahirkan generasi emas bangsa,” ujar Kepala SMK Negeri 1 Jenar dalam sambutannya.
Acara kemudian ditutup dengan penampilan istimewa Gelar Karya Seni dari siswa-siswi SMK Negeri 1 Jenar. Gelar karya ini memamerkan beragam bakat di luar akademik, mulai dari tari tradisional, musik, hingga berbagai kreativitas siswa yang memukau penonton, sekaligus membuktikan bahwa siswa SMK tidak hanya unggul di bidang kejuruan tetapi juga kaya akan potensi seni.
Perayaan HUT ke-22 ini tidak hanya menjadi pesta bagi warga sekolah, tetapi juga menjadi penanda semangat baru bagi SMK Negeri 1 Jenar untuk terus maju, berinovasi, dan berkontribusi nyata dalam dunia pendidikan kejuruan di Kabupaten Sragen. (Hsone)

Jenar, Sragen – Kamis, 23 Oktober 2025 – Sebanyak 300 siswa kelas X SMK Negeri 1 Jenar melaksanakan kegiatan Projek Kokurikuler yang inovatif dan peduli lingkungan. Selama empat hari, mulai dari tanggal 20 hingga 23 Oktober 2025, para siswa ini berkreasi mengubah limbah sampah plastik menjadi produk bernilai guna, yaitu Ecopaving atau paving block ramah lingkungan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka yang menekankan pada pembelajaran berbasis projek yang merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran. Projek pembuatan Ecopaving dari sampah plastik ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran siswa akan isu lingkungan, khususnya masalah sampah plastik, sekaligus melatih keterampilan praktis dan semangat kewirausahaan.
Dibimbing oleh para guru pembimbing, siswa-siswi Kelas X ini secara aktif mengumpulkan berbagai jenis sampah plastik, mulai dari kantong kresek hingga botol bekas. Sampah-sampah tersebut kemudian diolah melalui serangkaian proses, termasuk pencacahan, peleburan, hingga pencetakan menjadi paving block. Proses ini tidak hanya menuntut ketelitian tetapi juga kreativitas dalam mencari komposisi bahan yang tepat agar Ecopaving yang dihasilkan kuat dan layak pakai.
Kepala SMK Negeri 1 Jenar, dalam keterangannya, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap antusiasme dan hasil kerja keras para siswa. “Projek ini membuktikan bahwa sampah plastik, yang selama ini menjadi masalah, dapat diubah menjadi solusi konkret. Kami berharap Ecopaving hasil karya siswa ini dapat dimanfaatkan di lingkungan sekolah dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” ujarnya.
Salah seorang perwakilan siswa mengungkapkan pengalamannya, “Awalnya kami tidak menyangka bisa membuat paving block dari plastik. Prosesnya seru dan menantang. Selain belajar tentang teknik pengolahan limbah, kami juga jadi lebih sadar betapa pentingnya mengurangi dan mendaur ulang sampah plastik. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga.”
Produk akhir ini menunjukkan kualitas yang cukup menjanjikan sebagai alternatif material bangunan, sekaligus menjadi bukti nyata kontribusi pelajar SMK Negeri 1 Jenar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Projek ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin sekolah untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya kompeten di bidang kejuruan tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi. (Hsone)

Jenar, Sragen – Rabu (22/10/2025) – Dunia pendidikan kejuruan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), menghadapi tantangan baru di era digital: fenomena “Brain Rot” atau “pembusukan otak”. Istilah populer yang bahkan menjadi Oxford Word of the Year 2024 ini merujuk pada penurunan fungsi kognitif akibat konsumsi konten digital yang berlebihan, dangkal, dan berulang-ulang.
Jika tidak segera diatasi, “Brain Rot” berpotensi menjadi penghalang serius bagi siswa SMK untuk mencapai kompetensi kerja yang dibutuhkan industri.
“Brain Rot” bukanlah diagnosis medis resmi, melainkan istilah yang menggambarkan kondisi melemahnya otak karena terbiasa menerima stimulus cepat dan tanpa tantangan berpikir mendalam dari media sosial, seperti video pendek, prank, atau meme yang berorientasi hiburan instan.
Bagi siswa SMK, yang fokus pendidikannya adalah keterampilan praktis dan keahlian mendalam, dampak dari fenomena ini sangat merugikan:
Tujuan utama SMK adalah mencetak lulusan yang siap kerja, kompeten, dan adaptif sesuai standar industri. Fenomena “Brain Rot” secara langsung mengancam kualitas lulusan karena:
Mengatasi Brain Rot pada siswa Gen Z membutuhkan kolaborasi erat antara sekolah, keluarga, dan siswa itu sendiri.
Pendidikan vokasi yang unggul harus ditopang oleh pikiran yang tajam. Melawan Brain Rot adalah bagian integral dari upaya menyelamatkan masa depan generasi muda agar mereka menjadi lulusan SMK yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki nalar yang kuat dan siap menghadapi persaingan kerja di masa depan. (Hsone)

Jenar, Sragen – Selasa (21/10/2025) – SMK Negeri 1 Jenar, Sragen, mengambil langkah strategis dalam peningkatan mutu pendidikan kejuruan dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) internal Bantuan Pemerintah SMK Pusat Keunggulan (PK) Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam Tahun 2025. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2025 bertujuan untuk menyelaraskan perencanaan dan implementasi program agar relevan dengan kebutuhan industri.
Rakor ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dengan kehadiran Kepala Seksi (Kasi) SMK Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Wilayah VI Provinsi Jawa Tengah, Ibu Indah Darmawati, S.E., M.Pd., yang memberikan arahan dan penguatan.
Kepala SMK Negeri 1 Jenar (Endri Yunanta Besar, S.Pd., M.Pd.) dalam sambutannya menyampaikan bahwa program SMK Pusat Keunggulan Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam merupakan kesempatan emas untuk meningkatkan kompetensi lulusan melalui penerapan pendekatan pembelajaran yang lebih berorientasi pada kebutuhan dunia kerja.
“Bantuan ini akan kami manfaatkan secara optimal untuk memperkuat sinergi antara sekolah dan mitra industri. Fokus utamanya adalah memastikan kurikulum, sarana, dan metode pengajaran di SMK Negeri 1 Jenar benar-benar adaptif terhadap perkembangan teknologi dan standar industri terkini,” jelasnya.
Rapat koordinasi internal ini dihadiri oleh tim manajemen sekolah, koordinator program keahlian, dan tim pelaksana Bantuan SMK PK. Beberapa hal penting yang menjadi fokus diskusi meliputi:
Melalui sinergi antara SMK Negeri 1 Jenar, Cabang Dinas Pendidikan, dan Dunia Kerja, diharapkan implementasi Program SMK Pusat Keunggulan Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam ini dapat melahirkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki karakter kuat, dan siap bersaing secara global. (Hsone).

Jenar, Sragen – Rabu (8/10/2025) – Selama ini, Kecerdasan Intelektual (IQ) seringkali dianggap sebagai penentu utama keberhasilan akademik dan karir. Namun, dalam konteks pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sangat berorientasi pada keterampilan dan dunia kerja, muncul faktor penentu lain yang tak kalah penting, yaitu GRIT. Para psikolog dan praktisi pendidikan menekankan bahwa perpaduan antara passion dan ketekunan jangka panjang ini merupakan modal berharga bagi lulusan SMK untuk bertahan dan mencapai sukses.
IQ dan Grit mengukur aspek yang berbeda dari potensi seseorang, tetapi keduanya saling melengkapi, bukan bertentangan.
| Aspek | Kecerdasan Intelektual (IQ) | Grit (Kegigihan & Keuletan) |
| Definisi | Kemampuan kognitif, daya tangkap, kecepatan belajar, dan pemecahan masalah yang didasarkan pada kecerdasan. | Kombinasi antara hasrat (passion) dan ketekunan (perseverance) untuk mencapai tujuan jangka panjang. |
| Fungsi dalam Belajar | Dibutuhkan untuk memahami konsep, rumus, dan teori baru dengan cepat. | Berperan sebagai energi untuk bangkit dari kegagalan dan tetap berjuang mencapai tujuan meskipun sulit. |
| Tolak Ukur | Nilai ujian, tes potensi akademik. | Konsistensi usaha, daya tahan, tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan praktikum atau pekerjaan. |
Seorang psikolog menjelaskan, “IQ memang dibutuhkan untuk melihat potensi dasar, tetapi Grit-lah yang membuat potensi itu menjadi nyata dalam proses dan pencapaian studi. Anak yang IQ-nya tinggi bisa saja mudah menyerah saat gagal, sementara anak yang memiliki Grit akan tetap bergerak maju meski harus gagal berkali-kali.”
Bagi siswa SMK, Grit memiliki relevansi yang sangat tinggi karena kurikulum SMK erat kaitannya dengan tantangan praktis dan kesiapan memasuki dunia kerja.
Kabar baiknya, Grit bukan sifat bawaan, melainkan karakter yang bisa dilatih. Sekolah, guru, dan lingkungan belajar di SMK memiliki peran penting dalam menumbuhkan karakter ini.
Dengan menumbuhkan Grit, lulusan SMK tidak hanya dibekali dengan keterampilan teknis yang mumpuni, tetapi juga dengan daya juang dan ketahanan mental yang akan membawa mereka sukses dalam persaingan ketat di dunia kerja. (hsone)

Jenar, Sragen – Kamis (2/10/2025) – Seluruh warga SMK Negeri 1 Jenar melaksanakan upacara bendera dengan khidmat dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober. Upacara ini digelar di lapangan sekolah dan menjadi momen refleksi kebangsaan yang penting.
Upacara diikuti oleh seluruh komponen sekolah, mulai dari Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, Karyawan, hingga seluruh siswa-siswi SMK Negeri 1 Jenar. Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Kepala Sekolah sendiri, Bapak Endri Yunanta Besar, S.Pd., M.Pd.
Acara berlangsung lancar dan khidmat, menegaskan kembali komitmen sekolah dalam menjunjung tinggi ideologi Pancasila. Susunan acara inti meliputi pembacaan teks Pancasila, Pembukaan UUD 1945, serta pembacaan Ikrar Kesetiaan kepada Pancasila, yang diikuti dengan penuh penghayatan oleh semua peserta.
Makna Pengibaran Bendera
Terdapat perbedaan mendasar dalam pelaksanaan upacara kali ini, khususnya pada posisi bendera Merah Putih. Ada makna di balik perbedaan pengibaran bendera yang menjadi simbol krusial peringatan ini. Dimana tanggal 1 Oktober, kita melihat Bendera Merah Putih dikibarkan satu tiang penuh. Hal ini berbeda dengan hari sebelumnya yakni 30 September, di mana bendera dikibarkan setengah tiang sebagai tanda duka dan mengenang gugurnya Pahlawan Revolusi dalam tragedi Gerakan 30 September. Pengibaran bendera satu tiang penuh pada 1 Oktober melambangkan kemenangan Pancasila sebagai dasar negara yang sakti dan tidak tergantikan, sekaligus menandakan berakhirnya masa berkabung nasional.
Pesan Kebangsaan untuk Generasi Muda
Peringatan hari Kesaktian Pancasila ini harus menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan siswa-siswi. Kesaktian Pancasila adalah bukti bahwa ideologi Pancasila tidak bisa digoyahkan. Tugas sebagai generasi muda adalah mengamalkan nilai-nilai luhur ini, seperti gotong royong, musyawarah, dan keadilan sosial, tidak hanya di sekolah tetapi dalam kehidupan bermasyarakat.
Melalui kegiatan ini, SMK Negeri 1 Jenar berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam kompetensi kejuruan, tetapi juga memiliki karakter kuat, berintegritas, dan setia pada Pancasila sebagai pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara. (Hsone)

Jenar, Sragen – Kamis (25/9/2025) – Pemerintah Indonesia mengambil langkah besar dalam modernisasi pendidikan vokasi dengan meluncurkan program “Coding dan Artificial Intelligence (AI)” sebagai mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Inisiatif ini bukan hanya sekadar menambah kurikulum, tetapi juga mempersiapkan siswa dari berbagai konsentrasi keahlian untuk menghadapi tuntutan pasar kerja yang semakin digital.
Meskipun terdengar identik dengan jurusan teknologi informasi, pemahaman akan coding dan AI kini menjadi kebutuhan universal. Dalam konteks SMK yang memiliki ragam konsentrasi keahlian—mulai dari otomotif, pariwisata, tata boga, hingga agribisnis—integrasi keterampilan ini sangatlah krusial.
Melalui pendekatan ini, program “Coding dan AI” bertindak sebagai alat pelengkap yang memperkuat kompetensi inti siswa, menjadikan mereka lulusan yang tidak hanya terampil secara konvensional tetapi juga siap berinovasi.
Survei dan data dari berbagai lembaga menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara keterampilan yang dimiliki lulusan sekolah dan kebutuhan industri. Banyak perusahaan kini mencari karyawan yang memiliki kemampuan analitis, logis, dan adaptif—kualitas yang sangat dilatih dalam pembelajaran coding.
Program ini diharapkan bisa menjadi jembatan untuk menutup kesenjangan tersebut. Lulusan SMK yang melek digital akan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi di mata perusahaan. Mereka tidak hanya bisa melakukan pekerjaan manual tetapi juga mampu mengintegrasikan solusi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Di samping itu, bagi siswa yang memiliki kondisi ekonomi terbatas atau yang berada di daerah terpencil, program ini dapat membuka akses ke peluang kerja global tanpa harus berpindah tempat. Keterampilan coding memungkinkan mereka bekerja secara remote atau bahkan memulai startup digital mereka sendiri, berpotensi menciptakan lapangan kerja baru.
Tentu saja, implementasi program ini tidak lepas dari tantangan, seperti ketersediaan infrastruktur yang memadai dan pelatihan guru yang berkelanjutan. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan sekolah, inisiatif ini memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap pendidikan vokasi di Indonesia.
Pada akhirnya, “Coding dan AI” bukan sekadar mata pelajaran tambahan, melainkan sebuah investasi strategis yang membekali siswa SMK dengan mindset dan keterampilan yang esensial untuk sukses di dunia kerja yang terus berubah. Mereka dipersiapkan untuk menjadi pelaku aktif dalam ekonomi digital, bukan hanya penonton. (Hsone)